Rabu, 23 Januari 2013

Media Dan Perubahan Perilaku Manusia

media adalah suatu alat mediasi komunikasi yang ditampung dalam suatu wadah kemudian muncul lah interaksi manusia dan mempunyai umpan balik berkomunikasi satu sama yang lain didalam satu lingkungan atau diluar lingkungan.(Raden Cahyo Prabowo,2013) Media adalah wadah tempat menyalurkan pendapat umum masyarakat dan juga tempat berbagai informasi yang terbaru serta terkini.(Raden Cahyo Prabowo,2013) Media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk tekhnologi perangkat kerasnya(NEA, 1969) Media adalah saluran atau alat yang dipakai sumber utnuk menyampaikan pesan pada sasaran(HERI D.J MAULANA) Media adalah sebagai suatu alat dimana otak sebuah kaum menanamkan ideologinya dalam wacana yang ekmudian diproduksi oleh media, dan kemudian dikonsumsi oleh masyarakat.( SR. MARIA ASSUMPTA) Media adalah agen dan tempat pertarungan wacana dan ideologi berlangsung(TURNER) perubahan adalah keadaan perbedaan yang nyata dimiliki oleh suatu kelompok,organisasi, manusia dan juga neagara.misalnya didalam suatu organisasi ada ketua umum lama ingin demisioner dari jabatannya maka muncul lah calon ketua umum baru yang memiliki visi dan misi perbedaan keadaan dan setelah jadi sebagai ketua umum lanjut berbeda keadaan struktur suatu organisasi(Raden Cahyo Prabowo,2013 perubahan perilaku manusia adalah hal keadaan sikap berbedaan dalam yang dimiliki oleh seseorang dan juga sikap manusia itu sendiri memiliki sikap ganda yang dipengaruhi oleh suatu media mana pun. dizaman era modernisasi seperti saat ini banyak masyarakat kita memiliki perubahan perilaku yang dimilikinya akibat adanya media yang sering mempengaruhi khalayak serta telekomunikasi yang semakin canggih. dari riset penelitian bahwa semakin teknologi media telekomunikasi semakin canggih maka tingkat perubahan perilaku manusia dan tingkat gangguan kejiwaan semakin bertambah. Oleh Karena itu, kita sebagai pengguna media dan media telekomunikasi harus bisa memanfaatkan semaksimal mungkin jangan sampai kita yang dipengaruhi oleh media tapi kita yang menggunakan media itu untuk kehidupan yang lebih bermanfat dan lebih baik. example: banyak sekali media itu mempengaruhi khalayaknya.entah berunsur propaganda, sampai dengan perubahan perilaku manusia itu sendiri. sumber: http://carapedia.com/pengertian_definisi_media_info2046.html

Senin, 21 Januari 2013

Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik

ciri-ciri prokrastinasi akademik
1. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas,
2. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas,
3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual,
4. Melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan.

Cara Mengatasi
1. Perjalanan waktu – gunakan citra mental yang konkret tentang masa depan, perlakukan seolah-olah akan terjadi sekarang ,
2. Jangan mengalah pada “perasaan Ok” – dengan menunda dan pergi meninggalkan tugas untuk esok,
3. Mengurangi ketidakpastian dan gangguan,
4. Tekad yang kuat – dengan meyakini nilai-nilai yang kita pahami.

mengenal Kata "Interupsi"

Interupsi adalah suatu kejadian yang akan menghentikan sementara jalan program saat itu. Dengan interupsi, suatu alur program dapat dihentikan sementara untuk menjalankan suatu subrutin, dan kemudian melanjutkan aliran program secara normal seperti tidak pernah ada interupsi. Subrutin ini yang disebut dengan interrupt handler, dan hanya dijalankan jika terjadi suatu kejadian khusus (event). Kejadian ini bisa berupa timer yang mengalami overflow, penerimaan karakter melalui port serial, mengirimkan karakter melalui port serial, atau salah satu dari dua kejadian eksternal. Mikrokontroler 89C51 bisa dikonfigurasi untuk menangani interupsi yang disebabkan oleh salah satu dari kejadian. Interrupt adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan mikrokontroler berhenti sejenak untuk melayani interrupt tersebut. Program yang dijalankan pada saat melayani interrupt disebut Interrupt Service Routine. Analoginya adalah sebagai berikut, seseorang sedang mengetik laporan, mendadak telephone berdering dan menginterrupsi orang tersebut sehingga menghentikan pekerjaan mengetik dan mengangkat telephone. Setelah pembicaraan telephone yang dalam hal ini adalah merupakan analogi dari Interrupt Service Routine selesai maka orang tersebut kembali meneruskan pekerjaanya mengetik. sebagai contoh yang menggunakan interupsi sering dilakukan oleh khalayak adalah 1. Rapat Perusahaan yang dimana didalam rapat itu membahas yang sangat penting serta adanya umpan balik dari komunikator ke komunikan untuk mencapai suatu tujuan. 2. Konferensi yang dimaksud adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama disuatu negara atau di suatu perusahaan. 3. Rapat Anggota Dewan untuk membahas suatu permasalahan yang ada. 4. menanyakan hal sesuatu kepada komunikator atau audience.

Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Komunikasi adalah suatu tindakan di mana seseorang memberikan atau menerima dari orang lain informasi tentang kebutuhan, keinginan, persepsi, pengetahuan atau kondisi afektif.

Komunikasi dapat bersifat sengaja maupun tidak disengaja, dapat menyangkut sinyal-sinyal kovensional maupun tidak konvensional, dan dapat terjadi lewat modus lisan maupun lain-lainnya. Jadi, kalau ada dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Percakapan bisa dikatakan komunikatif apabila keduanya mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.

Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yaitu agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Komunikasi menurut para ahli, adalah - Menurut Bernard Berelson, komunikasi merupakan transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan mengunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya.

Menurut Carl I.Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).

Menurut Everett M. Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Menurut Laswell, komunikasi pada dasanya merupakan pada prosesnya, siapa mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan pengaruh bagaimana. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi yang mengunakan lisan. Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang sangat efisien yang memberikan kesempatan berlangsungnya penularan informasi kompleks dari seseorang kepada orang lain. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita. Bahasa verbal mengunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai aspek realitas individual kita. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang mewakili kata-kata itu.

Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi : Penamaan (naming atau labeling) Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Interaksi Fungsi interaksi menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Transmisi informasi Melalui bahasa informasi dapat disampaikan kepada orang lain. Setiap hari kita menerima informasi. Keistimewaan bahasa sebagai sarana tranmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita. Hubungan Komunikasi dengan Komunikasi Verbal Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu. Seperti orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan lain sebagainya. Tidak semua kata yang tersedia untuk menunjuk suatu objek. Satu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan realitas itu sendiri. Dengan demikian, kata bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak.

Oleh karena itu, ada kalanya kita sulit menamai suatu objek. Pesan verbal sering digunakan untuk menerangkan sesuatu yang bersifat faktual-deskriptif-rasional. Komunikasi verbal juga berfungsi untuk mengendalikan lingkungan dan memudahkan berkomunikasi dengan orang lain dan berbagi pengalaman serta pengetahuan dengan mereka. Bahkan komunikasi itu terjadi dengan tidak sengaja. Bisa saja sesuai dengan isi hati atau perasaannya. Mungkin dengan tidak sengaja seseorang itu menulis sesuatu yang terasa dalam hatinya. Jika kita hidup didunia ini tanpa berkomunikasi, maka dunia ini akan hampa. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, salah satu komunikasi yang dilakukan manusia yaitu komunikasi verbal Hubungkan antara komunikasi dengan verbal sangat kuat. Komunikasi itu sangat beragam. Setiap hari manusia pasti melakukan bercakap-cakap, dan menulis. Seorang manusia akan merasa tidak hidup jika tidak melakukan berkomunikasi.

Dengan adanya komunikasi suatu masalah yang besar dapat dipecahkan dengan cara bermusyawarah. Jika kita bertemu dengan se Komunikasi verbal terlihat pada proses encoding-transmisi informasi-decoding - feedback. Proses encoding aktivitas awal komunikator merumuskan isi informasinya ke dalam satu ragam bahasa lalu penyebaran pesan/ amanat/ informasi kepada komunikan untuk ditafsirkan sehingga isi informasi dimengerti. Akhirnya oleh komunikan direspons berupa jawaban yaitu umpan balik. Pada komunikasi verbal memungkinkan untuk terjadinya umpan-balik antara komunikator dengan komunikan itu sangat besar. Sehingga pesan yang diterima oleh komunikan lebih jelas dan langsung dimengerti. Komunikasi Non-Verbal Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang mengunakan isyarat, sikap badan, ekspresi wajah.

Komunikasi yang tidak dilengkapi dengan berbagai tambahan seperti yang terjadi pada percakapan telpon, akan menyulitkan dalam penginterpretasian dan pengertian. Komunikasi non verbal atau lebih diartikan sebagai komunikasi bahasa tubuh merupakan alat komunikasi yang tidak kalah pentingnya bahkan banyak dimanfaatkan dalam berkomunikasi pada dunia modern saat ini. Hubungan Komunikasi dengan Komunikasi Non-Verbal Pesan-pesan non-verbal sangat berpangaruh dalam komunikasi. Sebagaimana kata-kata, kebanyakkan isyarat non-verbal juga tidak universal, melainkan terikat oleh budaya, jadi dipelajari, bukan bawaan. Namun ada, sedikit saja isyarat non-verbal merupakan bawaan. Kita semua lahir dan mengetahui bagaimana tersenyum. Namun, kebanyakan ahli sepakat bahwa dimana, kapan, dan kepada siapa kita menunjukkan emosi ini dipelajari, dan karenanya dipengaruhi oleh konteks dan budaya. Perilaku non-verbal bersifat spontan, ambigu, sering berlangsung cepat, dan diluar kesadaran dan kendali. Pada komunikasi non-verbal, banyak digunakan tanda-tanda yang tidak jelas. Seperti bentuk ekspresi wajah tertentu bisa berarti penangungan rasa sakit, namun bisa berarti pula kegembiraan yang luar biasa.

Dalam suatu budaya terdapat variasi bahasa non-verbal, misalnya bahasa tubuh, bergantung pada jenis kelamin, agama, usia, pekerjaan, pendidikan, kelas sosial, tingkat ekonomi, lokasi geografis, dan lain sebgainya. Non-verbal merupakan penekanan dari verbal. Telah diucapkan juga diperkuat dengan bantuan gerak tubuh. Komunikasi dengan komunikasi non-verbal sangat berpengaruh. Jika dalam menyampaikan sesuatu susah untuk dimengerti maka diperkuat dengan isyarat. Agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti dan langsung diterima oleh audience. Komunikasi non-verbal bisa dikatakan komunikasi yang paling jujur.

Misalnya dengan ekspresi wajah, akan terlihat isi hati atau perasaan seseorang itu bagaimana. Walaupun orang itu berkata tidak. Pesan non-verbal itu susah untuk dikendalikan, namun komunikasi non-verbal itu terjadi di luar kesadaran. Binatang berkomunikasi dengan cara-cara non-verbal, yaitu dengan mengunakan indera penciuman, sentuhan, penglihatan, dan pendengaran, pada manusia, sebagian terbesar komunikasi berlangsung dengan cara-cara yang verbal, namun kita juga tidak kehilangan kemampuan untuk mengunakan komunikasi non-verbal yang memainkan sejumlah fungsi.

Sumber:

http://sisil-masterpiece.blogspot.com/2008/05/ilmu-komunikasi.html

Pengertian Studi Kasus

Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu . Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. 

SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya.

Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn.

Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang penting. Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi:

(1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen;
(2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.

2. Jenis-jenis Studi Kasus

a. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuni perkembangan organisasinya. Studi mi sening kunang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kunang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.

b. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalul observasi peran-senta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. 

Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain:
(a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; 
(b) satu kelompok siswa;
(c) kegiatan sekolah.
(d) Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu onang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. 

Wawancara sejarah hidup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang. masa remaja, sekolah. 

topik persahabatan dan topik tertentu lainnya. d. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi. e. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya. f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.

3. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
a. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumbersumber yang tersedia;

b. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;

c. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan;

d. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;

e. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehiclupan seseorang atau kelompik.

4. Ciri-ciri Studi Kasus yang Baik

a. Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan dengan kepentingan umum atau bahkan dengan kepentingan nasional.

b. Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan oleh kedalaman dan keluasan data yang digali peneliti, dan kasusnya mampu diselesaikan oleh penelitinya dengan balk dan tepat meskipun dihadang oleh berbagai keterbatasan.

c. Mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dan sudut pandang yang berbeda-beda.

d. Keempat, studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling penting saja, baik yang mendukung pandangan peneliti maupun yang tidak mendasarkan pninsip selektifitas.

e. Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga mampu terkomunikasi pada pembaca. Perhatian Orientasi teoritik dan pemilihan pokok studi kasus dalam penelitian kualitatif bukanlah perkara yang mudah, tetapi tanpa memperdulikan kedua hal tersebut akan cukup menyulitkan bagi peneliti yang akan turun ke lapangan. Dengan memahami orientasi teoritik dan jenis studi yang akan dipilih maka setidak-tidaknya seorang peneliti telah akan mempersiapkan diri sebelum benan-benar terjun dalam kancah penelitian. 

sumber: 

http://aflahchintya23.wordpress.com/2008/02/23/metode-penelitian-studi-kasus/

Pendekatan Konstruktivime

Pendekatan Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yangmenekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi (bentukan) sendiri danjuga pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas).

Teori atau aliran ini merupakan landasan berfikir bagi Pendekatan konstruktivisme,dimana dalam pengetahuan ini mahasiswa/i merupakan suatu yang dibangun atau ditentukan oleh mahasiswa/i sendiri. Jadi pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang diingat siswa, tetapi siswa harus dapat merekonstruksi pengetahuan itu tidak sekedar diingat melainkan dapat dipahaminya kemudian memberi makan melalui pengalaman nyata.

Dalam hal ini mahasiswa harus dilatih untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergulat dengan ide-ide dan kemudian mampu merekonstruksinya dalam bentuk realita.Atas pertimbangan itu, maka proses pembejaran harus dikemas dandikelola menjadi proses merekonstruksi, bukan menerima informasi atau pengetahuan dari dosen. Dalam hal ini akan membangun sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran .Jadi perlu difahami lebih mendalam, bahwa pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.Maka pengetahuan bukanlah tentang dunia lepas dari pengamat tetapimerupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atausejauh dialaminya.
Proses pembentukan ini berjalan terus menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yangbaru.Tampak bahwa pengetahuan lebih menunjuk pada pengalamanseseorang akan dunia daripada dunia itu sendiri.

Tanpa pengalaman itu,seseorang tidak dapat membentuk pengetahuan. Pengalaman tidak harusdiartikan sebagai pengalaman fisik, tetapi juga dapat diartikan sebagai pengalaman kognitif dan mental. Konstruktivis menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita perolehadalah konstruksi kita sendiri, maka mereka menolak kemungkinan transferpengetahuan dari seseorang kepada yang lain bukan secara prinsipil.Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer begitu saja daripikiran yang mempunyai pengetahuan.

Bahkan bila seseorang dosen bermaksud mentransfer konsep, ide, dan pengertiannya kepada seorang yang didiknya,pemindahan harus diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh simurid lewatpengalamannya Mengajar dalam pendekatan konstruktivisme bukan kegiatan yang memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan mahasiswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berartipartisipasi dengan pelajaran dalam membentuk pengetahuan, membuatmakna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan jastifikasi.

Jadi,mengajar adalah suatu belajar bentuk sendiri. Menurut prinsip konstruktivisme seorang pengajar berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik.Filsafat dalam pendekatan kontruktivisme dosen berfungsi sebagai mediator dan fasilitator dapat dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai berikut:

a. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan murid bertanggung jawab dalam membuat rancangan, dan penelitian.
Karena itu,jelas memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang dosen Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan mahasiswanya dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka.

Paradigma Penelitian Post Positivisme

Paradigma (paradigm) dapat di definisikan bermacam-macam sesuai dengan sudut pandang masing-masing orang. 

Ada yang menyatakan bahwa paradigma merupakan suatu citra yang fundamental dari pokok permasalahan dari suatu ilmu. 

Paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari, pernyataan-pernyataan apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang seharusnya diikuti dalam menafsirkan jawaban yang diperolehnya.

Namun secara umum paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat kekayaan atau keyakinan dasar yang menuntut sesorang dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian ini sejalan dengan Guba yang dikonsepsikan oleh Thomas Kuhn sebagai seperangkat keyakinan mendasar yang memandu tindakan-tindakan kita, baik tindakan keseharian maupun penyelidikan ilmiah (Guba, 1990).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan paradigm post-positivis dimana paradigm post-positivis berkeinginan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan positivism. Secara ontologis, cara pandang aliran ini bersifat critical realism. Sebagaimana cara pandang kaum realis, aliran ini juga melihat realitas sebagai hal yang memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, namun menurut aliran ini adalah mustahil bagi manusia (penulis) untuk melihat realias secara benar. Secara epistimologis hubungan manusia antara periset dan obyek yang diteliti tidak dipisahkan. Suatu kebenaran tidak mungkin bisa ditangkap apabila periset berada dibelakang layar, tanpa terlibat dengan obyeknya secara langsung Menurut Salim menjelaskan postpositivisme sebagai berikut: Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivism yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap obyek yang di teliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, tetapi suatu hal yang mustahil bila suatu realitas dapat di lihat secara benar oleh manusia(peneliti).

Oleh karena itu secara metodologi pendekatan eksperimental melalui metode triangulation yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, peneliti dan teori. Selanjutnya di jelaskan secara epistomologi hubungan antara pengamat atau peneliti dengan obyek atau realitas yang diteliti tidaklah bisa di pisahkan, tidak seperti yang di usulkan aliran positivism. Aliran ini menyatakan suatu hal yang tida mungkin mencapai atau melihat kebenaran apabila pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat langsung.

Oleh karena itu, hubungan antara pengamat dengan obyek harus bersifat interaktif, dengan catatan bahwa pengamat harus bersifat senetral mungkin, sehingga tingkat subyektivitas dapat dikurangi secara minimal(Salim).

Sumber: 

Agus Salim, Teori dan paradigma Penelitian Sosial, PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta 2001, hal 33

Agus Salim,Teori Paradigma Penelitian Sosial, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2006, hal 10

Rabu, 09 Januari 2013

Karakteristik Mobil Bekas Eropa dan Mobil Bekas Jepang

Beberapa karakteristik mobkas dengan label asal Eropa bisa di kenali. Meskipun tidak bisa dijadikan patokan, tetapi umumnya terjadi pada kendaraan bekas dengan label asal Eropa ini karakteristinya. berikut karakteristik mobil Eropa :

1. Kualitas inovasi bodi,mesin dan finishing serta desain sangat baik.
2. Biasanya mobkas Eropa sangat memperhatikan sisi ergonomis
3. banyak menonjolkan mesin kapasitas besar
4. Bengkel resmi di desain senyaman mungkin dengan ragam perlengkapan yang memadai
5. Aksesoris dan aftersales service mudah ditemui
6. Beberapa harga suku cadang terbilang mahal
7. Sistem kelistrikan rentan masalah
8. Resale value belum terjaga dengan baik
9. Orientasi pada mesin ramah lingkungan.

Kendaraan asal jepang punya karakteristik yang dianggap banyak menguntungkan seperti tertera dibawah ini :

1. Resale value yang terjaga dengan depresiasi rendah.
2. Suku cadang dan aksesoris tersebar di pelosok Tanah Air.
3. Banyak kendaraan dengan bahan bakar yang irit seperti Toyota Vios, Yaris, dan All New Honda city. 4. Minim perawatan dengan banyak komponen KW.
5. Aksesoris dan komponen copotan mudah ditemui.
6. Sudah banyak bengkel hingga pelosok didaerah yang sudah menguasai urusan kaki kaki dan mesin.
7. Lebih mudah menjualnya kembali.
8. Harga pasaran cenderung tinggi.

 Sumber:

otubursa sisipan Otomotif No 483 10 sd 16 januari 2013 hal 06

Tujuh Pilar Strategi Komunikasi Bisnis

Terdapat Tujuh Pilar Strategi Komunikasi Bisnis yakni :

1. Pemahaman terhadap komunikasi
2. Penggunaan pikiran (goodthingking)
3. Memahami Bahasa
4. Kejelasan pesan (clearness)
5. Daya Persuasi (persuasiveness)
6. Kelengkapan Pesan (completness)
7. Keinginan baik (goodwill)

tips sukses dalam berbisnis
1. jujur dalam menjalankan bisnis
2. Tidak mendzolimin rekan bisnis
3. jangan pernah takut gagal dalam menjalankan bisnis
4. berpikir memulai menjalankan suatu bisnis jangka panjang
5. dimulai lah bisnis secara kecil dulu dalam menjalankan usaha.
6. cari lah rekan bisnis yang bermanfaat dalam jangka pendek, jangka menengah dan dalam jangka panjang
7. Hindari pinjaman di bank
8. Hindari kartu kredit
9. pembayaran dalam bisnis harus segera di selesaikan dalam tepat waktu.
10. jangan mempercayai orang kepercayaan anda menjalankan suatu bisnis perusahaan
11. bisnis sendiri dahulu jangan tiba tiba joint venture ga tahunya joint venture anda melarikan diri.
12. selalu bersyukur atas kenikmatan diberikannya oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam berbisnis dan segala kehidupan.

Kopi Cap Liong Bulan, Mantul Juragan

  Indonesia adalah Negara Pancasila dan Negara Hukum, Indonesia memiliki 17508 Pulau dari Sabang hingga Merauke, Luas keseluruhan Indonesia ...