Kamis, 17 Juli 2014

Budaya Debat dan Ngotot, Budaya Indonesia kah?

Pasca acara debat Capres dan Cawapres yang disiarkan langsung lewat media konvensional beberapa hari yang lalu bahwa memiliki dampak pengaruh kepada masyarakat. Karena masyarakat kita cenderung kalau memiliki masalah harus mesti debat dan ngotot padahal masyarakat itu sendiri salah harus debat dan ngotot untuk menghindari kesalahan yang telah di perbuat dan pada akhirnya orang tersebut kabur serta tidak meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat.

Apakah budaya DEBAT dan NGOTOT adalah budaya kita? jawabannya adalah tidak dan bahkan bukan sama sekali di kehidupan masyarakat berbangsa dan negara.kata siapa, dalam substansi dan pengajaran mana komunikasi efektif manusia itu debat dan ngotot? siapa yang mengajarkan budaya DEBAT dan NGOTOT di Republik Indonesia ini?

Apakah juga acara debat beberapa hari yang lalu melalui media konvensional membawa pengaruh luar biasa masyarakat Kita?Ini sebuah fenomenal baru yang terjadi dan memiliki dampak pengaruh yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat berbangsa dan negara serta perlu adanya kajian dan penelitian terbaru bahwa komunikasi efektifnya melalui debat dan ngotot????

Penulis sekali lagi memaparkan kesimpulan bahwa Budaya DEBAT dan Ngotot adalah bukan milik Indonesia dan juga bukan sebagai komunikasi efektif masyarakat Kita kalau memang memiliki masalah selesaikan permasalahan anda dengan cara tatap muka, musyawarah bersama seperti yang sudah diajarkan dan memiliki nilai yang terkandung dari Pancasila, duduk bersama dan dialog bersama kepada kedua belah pihak agar permasalahan yang ada diperbuat bisa di selesaikan secara bijaksana.

Penulis

R Cahyo Prabowo

Tidak ada komentar:

Kopi Cap Liong Bulan, Mantul Juragan

  Indonesia adalah Negara Pancasila dan Negara Hukum, Indonesia memiliki 17508 Pulau dari Sabang hingga Merauke, Luas keseluruhan Indonesia ...